Rabu, 07 Mei 2014

HASIL SURVEI TENTANG KEBERBAKATAN ANAK


LAPORAN HASIL SURVEI TENTANG KEBERBAKATAN ANAK
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Layanan Anak Berbakat
Dosen Pengampu : Dr. Suriswo


Oleh :
Nama : Diah Winarni
NPM : 1111500178
Kelas : V F

PROGDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2013


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Batasan anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”. Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, diantaranya adalah cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted, gifted and talented, dan super.
Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (1982; 376) mengemukakan “Besides the word ‘gifted’ a variety of other terms have be en used to describ individuals who are superior in some way : “talented, creative, genius, and precocious, for example”. Precocity menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Beberapa anak gifted memperlihatkan precocity dalam area perkembangan sepert: bahasa, musik, atau kemampuan matematika.
Martison dalam SC. Utami Munandar (1982; 7) memberikan batasan anak berbakat sebagai berikut; “Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikanprestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat”. David G. Amstrong and Tom V. Savage (1983; 324) mengutip dari Public Law 91-230 (United States Statutes at Large 1971, p. 153) sebagai berikut : (1) The ter, “gifted and talented children” mean, in accordance with objective criteria prescribed by the commissioner, children who hav outstanding intelectual ability or creative talent, the development of which requires special activities or services not ordinarily provided by local educational agencies.
Coleman (1985) mengemukakan secara konvensional anak berbakat adalah “mereka yang tingkat intellegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas”. Sedangkan Renzulli (1979) melalui teorinya yang disebut “Three Dimensional Model” atau “Three-ring Conception” tentang keberbakatan. Keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan,yaitu (a) kecakapan di atas rata-rata, (b) kreativitas, dan (c) komitmen pada tugas.

  1. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan konsep bakat dan berbakat?
2.      Apa saja ciri-ciri anak berbakat?
3.      Apa saja cara atau metode untuk menentukan anak berbakat?
4.      Bagaimana metodologi survey pada anak berbakat?

  1. Tujuan
1.      Mengetahui konsep bakat dan berbakat
2.      Mengetahui ciri-ciri anak berbakat
3.      Mengetahui cara atau metode untuk menentukan anak berbakat
4.      Mengetahui metodologi survey pada anak berbakat




















BAB II
ISI

A.    Konsep Bakat dan Berbakat
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.  Definisi Columbus Group, bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal. Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab. Menurut Tedjasaputra, MS (2003), bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja. Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.  Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. 
 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga “gifted and talented” yang berarti berbakat intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul tersebut secara oftimal.
Pengertian keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif., bahkan menurut Clark (1986) dalam Conny Semiawan (1994), kreativitas adalah ekpresi tertinggi keberbakatan. Keberbakatan dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, bahkan bagi sementara ahli sifat-sifat anak berbakat tersebut bercirikan “cultur bound” (dibatasi oleh batasan kebudayaan). Dengan demikian ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan tersebut yaitu :
1)      Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawasejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya.
2)      Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungankebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. (Conny semiawan; 1994 :40).

B.     Ciri – Ciri Anak Berbakat
1.      Apabila seorang anak memiliki 18 ciri dari 25 ciri berikut, maka anak tersebut dapat digolongkan anak berbakat.
2.      Membaca pada usia lebih muda
3.      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
4.      Memiliki perbendaharaan yang luas
5.      Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
6.      Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
7.      Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
8.      Menunjukan keaslian dalam ungkapan variable
9.      Memberi jawaban – jawaban yang baik
10.  Dapat memberikan banyak gagasan
11.  Luwes dalam berfikir
12.  Terbuka terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
13.  Mempunyai pengamatan yang tajam
14.  Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
15.  Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
16.  Senang mencoba hal – hal yang baru
17.  Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
18.  Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
19.  Cepat menangkap hubungan sebab akibat
20.  Berperilaku terarah pada tujuan
21.  Menpunyai daya imajinasi yang kuat
22.  Mempunyai banyak kegemaran
23.  Mempunyai daya ingat yang kuat
24.  Tidak cepat kuat dengan pretasinya
25.  Peka serta menggunakan firasat
26.  Menginginkan kebebasan dalam gerkan dan tindakan

C.    Metode mengidentifikasi Anak Berbakat
Ada beberapa metode untuk mengidentifikasi anak berbakat secara umum bisa dibedakan dua pendekatan antara lain :
1)      Dengan penggunaan alat-alat tes, meliputi dua tahap:
a.    Tahap penyaringan atau “screening” dengan tes kelompok yang sudah dibakukan. Biasanya tes aptitude seperti tes inteligensi, dan tes prestasi belajar.

b.   Tahap seleksi atau identifikasi dengan tes individual. Ini lebih halus dan mengukur kemampuan seseorang dengan teliti dan tepat. Tes inteligensi individual yang populer adalah Wechsler dan Stanford Binet.

2)      Pendekatan kedua adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda-beda.-sumber yang berbeda-beda.





BAB III
METODOLOGI SURVEI

A.    Identitas Subjek
1.      Nama lengkap                  : Maulina Febrianti     
2.      Tempat, tanggal lahir       : Brebes, 17 Februari 2000
3.      Usia                                  : 13 tahun
4.      Jenis Kelamin                   : Perempuan
5.       Alamat                             : Jl. Rumono no.10 Rt 02 / Rw II Petunjungan Kec.
Bulakamba Kab. Brebes
6.      Pekerjaan                          : Pelajar SMP Muhammadiyah Bulakamba
7.      Agama                              : Islam
8.      Kewarganegaraan            : Indonesia     
9.      Anak ke                            : 2 (Dua)         
10.  Jumlah saudara kandung  : 3 (Tiga)

Ø  Nama Orang Tua
-          Ayah                           : Suherman                  (Sopir)
-          Ibu                               : Dewi Yuliana            (Ibu Rumah Tangga)

Ø  Perolehan Prestasi
1.      Selalu masuk peringkat 10 (Sepuluh) besar di kelas.
2.      Sering mendapatkan juara I lomba melukis yang diadakan di berbagai tempat seperti di Sekolah Sendiri, sekolah luar, dan yang paling sering di acara-acara perlombaan luar.
3.      Pernah mendapatkan penghargaan pula dalam bidang tari tradisional pada Porseni tingkat kelurahan saat masih duduk di bangku SD.
4.      Pernah mendapatkan juara III lomba membaca Al-quran yang diadakan di desanya.
5.      Pernah mendapatkan juara II gerak jalan pada saat memperingati HUT RI.


B.     Metode Pengumpulan data
1.      Melakukan obervasi dan pengamatan langsung terhadap subjek selama beberapa hari.
2.      Pengumpulan data angket dari orang tua subjek yang diobservasi.
3.      Pengumpulan data angket dari anak yang menjadi obyek observasi.
4.      Melakukan wawancara dengan orang tua dan teman bermain subjek.

C.    Teknik Analisis
1.      Perkembangan Bahasa, yang di alami subjek
-          Berceloteh pada umur 11 bulan.
-          Mengucapkan satu suku kata yang bermakna kalimat (misalnya Pa berarti bapak, ma berate mama, mam berarti makan) pada umur 14 bulan.
-          Berbicara pada satu kata bermakna pada umur 1,5 tahun dan kemudian langsung dapat berbicara lengkap, karena sesungguhnya subjek anak yang cerewet.
2.      Perkembangan Sosial  :
-          Hubungan dengan orangtua adalah baik, rukun, dapat mengerti.
-          Hubungan dengan saudara adalah baik, cukup rukun.
-          Hubungan dengan teman adalah baik, dapat menyesuaikan dengan lingkungan teman yang baru, bersahabat, dapat saling bekerja sama, rukun.
3.       Perkembangan Pendidikan :
-          Pelayanan pendidikan khusus seperti Bimbel, kursus-kursus untuk Mapel disekolah tidak ada. Subjek selalu rajin dan giat belajar sendiri. Dengan strategi yang dilakukan saat belajar:
Di Rumah        : Belajar sambil nonton televise, makan makanan ringan dan kadang-kadang sambil mendengarkan musik
Di Sekolah      : Selayaknya murid yang rajin dengan cara memperhatikan guru yang menerangkan.
-          Tetapi, untuk masalah pandai menggambar dan melukis. Subjek memang pernah di ikutkan dalam les menggambar, karena orang tuanya melihat potensi subjek yang gemar menggambar. Sehingga tidak heran gambarnya selalu bagus, menarik dan mendapatkan juara pertama.

PEDOMAN OBSERVASI : DAFTAR CEK LIST
No.
Gejala yang Diamati
Keterangan*)
YA
TIDAK
1.
Membaca pada usia lebih muda
2.
Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.
Memiliki perbendaharaan kata yang luas
4.
Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5.
Mempunyai minat yang luas, terhadap segala hal
6.
Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7.
Menunjukkan kesalahan (orisinilitas) dalam ungkapan verbal
8.
Memberi jawaban, jawaban yang baik
9.
Dapat memberikan banyak gagasan
10.
Luwes dalam berpikir
11.
Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari luar
12.
Mempunyai pengamatan yang tajam
13.
Dapat berkonsenterasi dalam jangka waktu yang panjang terutama dalam tugas atau bidang yang diminati
14.
Berpikir kritis juga terhadap diri sendiri
15.
Senang mencoba hal-hal baru
16.
Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sintesis yang tinggi
17.
Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah-masalah
18.
Cepat menangkap hubungan sebab akibat
19.
Berperilaku terarah terhadap tujuan
20.
Mempunyai daya imajinasi yang kuat
21.
Mempunyai banyak kegemaran /hobi
22.
Mempunyai daya ingan yang kuat
23.
Tidak cepat puas dengan prestasinya
24.
Peka (sensitif) serta menggunaka firasat (intuisi)
25.
Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan
*) berilah tanda cek pada kolom yang disediakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat ditarik pembahasan bahwa subjek yang saya observasi ini bernama Maulina Febrianti dengan usia 13 tahun. Merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bpk. Suherman dan Ibu Dewi Yuliana. Maulina Febrianti ini sekarang berstatus sebagai pelajar di SMP Muhammadiyah Bulakamba dengan predikat sebagai pelajar yang berprestasi.
Prestasi demi prestasi telah dia raih dalam bidang akademik maupun non akademik. Meskipun dia tidak mengikuti program bimbingan belajar atau kursus-kursus secara khusus. Namun dengan kemampuannya yang dimiliki sejak kecil, dia mampu mengikuti pembelajaran yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Terbukti dengan prestasinya sejak kecil dengan mengalami perkembangan yang sangat baik sejak usia dini.
Pada tahun pertamanya lahir, saat umur sekitar 11 bulan, dia telah mampu berceloteh dan mengucapkan satu suku kata yang bermakna pada umur sekitar 14 bulan, berbicara dengan satu kata dan satu kalimat sederhana dalam usianya yang masih dini. Perkembangan tersebut mempengaruhinya dalam fase sekolah. Yang mana dia masih bisa mengikuti jalannya pelajaran disekolah yang dia masuki. Nilai raportnya membuktikan bahwa prestasinya dalam bidang akademik sangatlah memuaskan. Hal ini menjadikannya sebagai pelajar yang selalu memperoleh peringkat 10 besar dalam kelasnya.
Anak yang sering disapa Maulin ini tak hanya handal dalam bidang akademik saja. Bidang non akademiknyapun dapat dikatakan sangat baik. Terbukti banyak kejuaraan yang dia raih dalam bidang yang dia ikuti. Seperti kejuaraan-kejuaraan yang sudah disebutkan diatas. Semua itu tak lepas dari peran orangtua, terutama ibu yang hidup serumah dan mendampingi anak-anaknya sampai sekarang sehingga terjalinlah keadaan yang baik dan rukun antar keluarga dan masyarakat. Selain itu, peran guru-guru dan teman sebayanya disekolah yang selalu memberikan bantuan, arahan dan motivasi kepada subjek.




BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari uraian diatas kiranya ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan, antara lain :
1.      Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. 
2.      Ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan yaitu a) Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawasejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya. b) Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungankebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. (Conny semiawan; 1994 :40).
3.      Ada beberapa metode untuk mengidentifikasi anak berbakat secara umum bisa dibedakan dua pendekatan antara lain :
a.       Dengan penggunaan alat-alat tes, meliputi dua tahap:
-          Tahap penyaringan atau “screening” dengan tes kelompok yang sudah dibakukan. Biasanya tes aptitude seperti tes inteligensi, dan tes prestasi belajar.

-          Tahap seleksi atau identifikasi dengan tes individual. Ini lebih halus dan mengukur kemampuan seseorang dengan teliti dan tepat. Tes inteligensi individual yang populer adalah Wechsler dan Stanford Binet.

b.      Pendekatan kedua adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda-beda.-sumber yang berbeda-beda.


4.      Setelah melakukan observasi, pengamatan dan wawancara terhadap obyek observasi ataupun kerabat terdekat obyek observasi, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Mauliana Febrianti merupakan anak Berbakat mempunyai keberbakatan yang tinggi. Mengapa demikian, karena ciri-ciri dan karakteristik yang sesuai dengan ciri dan karakteristik anak berbakat, seperti dapat berbicara pada usia yang lebih dini, berbagai penghargaan yang diraih sampai sekarang, dan hubungan antar keluarga dan masyarakat yang berjalan dengan baik. Selain itu, orangtua sangat perlu mengambil peran dalam aktivitas rutin Maulin.



















DAFTAR PUSTAKA
http://giftedtalented.blogspot.com
http://www.vitriyaenpa.com/articles
http//www.sinarharapan.co.id
http://www.gpdiworld.us/talenta-buah
http://www.yohanesscj.multiply.com/journal/ite/13
http://3lox.wordpress.com
http://akselerasismptarbak. blogspot.com   /2010/03/kurikulum-berdiferensiasi-bagi-anak_23.html 

http://dhensupri.wordpress.com/2009/02/23/pengembangan-kurikulum-pendidikan-untuk-anak-cerdas-istimewa/